Penerapan Algoritma Boyer-Moore Sebagai Pra-Proses Identifikasi DNA Forensik

  • Mufidah Karimah Sistem Informasi Universitas Pamulang Tangerang Selatan
  • Afrizal Zein Sistem Informasi Universitas Pamulang Tangerang Selatan

Abstract

Identifikasi DNA forensik merupakan alat yang sangat penting dalam penyelidikan kriminal dan proses hukum, membantu penegak hukum dalam menghubungkan individu dengan kejahatan atau kejadian tertentu. Proses ini sering melibatkan analisis sekuens DNA yang kompleks dan memerlukan waktu yang signifikan untuk pencocokan. Dalam konteks ini, penerapan algoritma pencocokan pola yang efisien dapat mempercepat dan mempermudah analisis DNA. Artikel ini mengkaji penerapan algoritma Boyer-Moore sebagai pra-proses dalam sistem identifikasi DNA forensik. Algoritma Boyer-Moore adalah algoritma pencocokan pola yang terkenal karena efisiensinya dalam mencari substring dalam teks yang panjang. Algoritma ini menggunakan pendekatan heuristik untuk meningkatkan kecepatan pencarian dengan menghindari perbandingan yang tidak perlu, menjadikannya sangat efektif untuk tugas pencocokan string. Dalam konteks identifikasi DNA, algoritma ini diterapkan untuk menyaring sekuens DNA yang besar dari basis data forensik, sehingga mengurangi waktu pencocokan dan meningkatkan akurasi analisis. Pada tahap pra-proses, algoritma Boyer-Moore digunakan untuk memproses data DNA dengan membandingkan urutan pola DNA yang diidentifikasi dari sampel forensik dengan sekuens DNA yang ada dalam basis data. Dengan memanfaatkan fitur-fitur algoritma seperti penggeseran pola yang cerdas dan tabel penggeseran, proses pencocokan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Hasil dari tahap ini adalah kandidat sekuens DNA yang relevan yang kemudian diteruskan untuk analisis lebih lanjut. Hasil penerapan algoritma Boyer-Moore dalam studi ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi pencocokan DNA. Kecepatan pencocokan meningkat drastis, mengurangi waktu yang diperlukan untuk menganalisis data DNA yang besar. Selain itu, algoritma ini membantu mengurangi jumlah false positives, yaitu kesalahan dalam pencocokan yang dapat menyebabkan kebingungan atau kesalahan dalam proses hukum. Penerapan algoritma ini pada tahap pra-proses mempermudah proses identifikasi dengan menyediakan subset data yang lebih kecil dan lebih relevan untuk analisis mendalam. Kata kunci:Boyer moore algorithm, Pencocokan DNA, Komputer Forensik    
Published
2024-09-30