https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/issue/feedSINUSOIDA2024-03-17T04:57:03+00:00Arimanariman@istn.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Sinusoida adalah jurnal penelitian dan pengkajian elektro yang memuat artikel-artikel dari hasil penelitian atau studi pustaka berbasis pengetahuan di bidang telekomunikasi, elektronika, kontrol dan kelistrikan. Jurnal ini menerima naskah dari para penulis yang berasal baik dari individu maupun Institusi seperti Universitas, Lembaga Penelitian, Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dan lembaga-lembaga lain yang memiliki aktivitas dalam riset, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkaitan dengan ilmu teknik elektro. Reviewer jurnal ini berasal dari berbagai institusi dengan keahliannya masing-masing. Jurnal Sinusoida terbit dua kali per tahun.</p>https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1922IMPLEMENTASI CUSTOMIZED APPLICATIONS FOR MOBILE NETWORK ENHANCED LOGIC DALAM PROSES MOBILE ORIGINATING CALL PADA PREPAID SIM CARD DI JARINGAN INTERNATIONAL2024-03-17T04:51:01+00:00Irmayani Irmayaniir.irmayani@gmail.comAulia Fikri Saputrair.irmayani@gmail.comFaisal Ramadhan Putrair.irmayani@gmail.com<p>Selain pengguna SIM card pascabayar (postpaid), banyak diantara pelanggan yang sedang roaming di <br>jaringan internasional adalah pengguna SIM card prabayar (prepaid). Salah satu layanan yang paling sering <br>digunakan oleh roamers adalah Mobile Originating Call (MOC). Pada nomor prepaid terdapat perbedaan dalam <br>proses panggilan terutama outgoing call karena menggunakan logic tertentu pada saat pembangunan panggilan. <br>Implementasi Customized Applications for Mobile network Enhanced Logic (CAMEL) bertujuan untuk <br>mengakomodasi setiap nomor prepaid agar dapat melakukan aktivitas MOC ketika roaming di jaringan <br>internasional. Sebelum dilakukan implementasi CAMEL, pelanggan prepaid masih bisa melakukan MOC akan <br>tetapi harus menggunakan layanan USSD Callback. Layanan USSD Callback ini kurang efektif bagi pelanggan. <br>Setelah dilakukan implementasi CAMEL, akan dilihat tingkat performansi dengan mengambil log transaksi <br>location update dan MOC oleh pelanggan prepaid yang roaming di jaringan internasional. Hasil yang didapat <br>setelah implementasi CAMEL adalah persentase LUSR mencapai 73%, masih termasuk ke dalam kategori Good <br>pada kualitas standard KPI operator. Sedangkan persentase CCR untuk transaksi MOC adalah 55%, termasuk <br>kategori Fair pada kualitas standard KPI operator karena masih di atas 50%. Jadi hasil yang didapat adalah <br>sudah memenuhi standard dari keseluruhan operator lokal yang memiliki kerjasama international roaming<br>dengan operator Roaming Partner.</p> <p><br><strong>Kata kunci:</strong> Roaming Internasional, GSM, CAMEL, Prepaid, Location Update, MOC</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1923ANALISA SISTEM KOORDINASI KERJA RELAY DENGAN RECLOSER PADA PENYULANG BERBASIS SIMULASI ETAP2024-03-17T04:51:46+00:00Agus Sofwanasofwan@istn.ac.idM Fathur Rochmanasofwan@istn.ac.id<p>Untuk mengurangi dampak gangguan diperlukan sistem proteksi. Gangguan yang terjadi berupa gangguan hubung singkat antar fasa, tiga fasa, dua fasa, dan satu fasa ke tanah. Sistem proteksi berkoordinasi dengan PMT, Recloser serta SSO untuk meminimalisir daerah padam. Recloser dapat mendeteksi arus gangguan sesaat atau tetap, dan memerintahkan PMT untuk membuka dan menutup kembali. Pada riset ini akan membahas Penyulang Srikandi di ULP Cibitung. Adapun hasil setting time yang diperoleh untuk penyulang srikandi pada arus hubung singkat 3 fasa PMT penyulang srikandi = 0,37 dan recloser penyulang srikandi = 0,173. Pada arus hubung singkat 1 fasa PMT penyulang srikandi = 0,43 dan recloser penyulang srikandi = 0,19. terdapat dua kemungkinan posisi gangguan : Jika gangguan sesudah SSO, maka recloser yang bekerja terlebih dahulu. Karena SSO hanya akan bekerja apabila hilangnya tegangan dan merasakan gangguan. Saat recloser open, maka SSO merasakan adanya tegangan yang hilang, kemudian SSO akan open. Saat SSO open, maka recloser akan menutup kembali. Karena gangguan telah dilepas oleh SSO. Sehingga saat recloser menutup kembali, recloser tidak mendeteksi adanya arus gangguan. Dengan begitu, jaringan PMT masih dapat teraliri listrik. Jika gangguan sesudah recloser, maka yang akan bekerja adalah recloser dan SSO tidak bekerja. Dengan demikian, perbandingan perhitungan manual dan simulasi yang didapat dengan rata-rata gangguan 3 fasa nilainya 5,23, gangguan 2 fasa nilainya 4,59, gangguan 1 fasa nilainya 2,31.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Arus hubung singkat, Koordinasi, PMT, Recloser, SSO</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1924ANALISA PENGARUH SUHU PADA LOW VOLTAGE POWER SUPPLY PS2 DI CDU (CONTROL DISPLAY UNIT)2024-03-17T04:54:23+00:00Edy Supriyadiedy_syadi@istn.ac.idMuhammad Febriansyahm.febriansyah@istn.ac.idSuekowani Suekowanisuekowani@gmf-aeroasia.co.id<p>Low Voltage Power Supply PS2 ( LVPS ), adalah jenis power supply switching yang sangat penting, karena semua daya yang dibutuhkan untuk bekerjanya CDU B737 – Klasik ( Control Display Unit ) diperoleh dari power ini.CDU B737- Klasik adalah komponen yang berfungsi sebagai media interaksi antara operator ( teknisi atau pilot ) dengan pesawatnya. Dari banyaknya CDU yang diturunkan dari pesawat ( unserviceable ), dengan reason of removal display CDU sometimes blank, pengaruh dominan penyebabnya adalah disebabkan oleh faktor LVPS. Dalam Penelitian ini telah dilakukan pengujian dan analisa untuk menghindari terjadinya alasan CDU sometimes blank, yang ternyata diakibatkan oleh over heating di dalam casing LVPS akibat dari Foreign Object Damage ( FOD ), membuat CDU tidak berfungsi yang berakibat pesawat menjadi terdegradasi ( fail safe). Berdasarkan analisa, Over heating ini diakibatkan oleh FOD yang menghambat sirkulasi udara di dalam LVPS. Untuk itu diharapkan kepada unit yang berwenang dalam hal ini Engineering lebih intensif lagi menjalankan procedure maintenance pada pesawat Boeing 737 klasik, terutama untuk penggantian filter pada system cooling di komponen Avionik tempat dimana CDU terpasang.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Control Display Unit, Low Voltage Power Supply.</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1925KINERJA SISTEM JARINGAN 3G IBC GEDUNG BERTINGKAT DENGAN MULTI OPERATOR2024-03-17T04:55:10+00:00Fivit Marwitapipitsalman@istn.ac.idTaufik Maulanataufikmaulana1994@gmail.comSyamsul El Yuminselyumin@istn.ac.id<p>Sistem 3G (third-generation technology) merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon seluler. Indoor building telepon seluler yang dulunya hanya mencakup satu operator telah berkembang menjadi multi operator. Dengan adanya combiner memungkinkan satu antena dapat memancarkan sinyal multi operator. Kualitas sinyal voice dari x dan y yang dievaluasi adalah RSCP dan RSSI oleh pengguna. Metode pengukuran yang dilakukan dalam evaluasi ini adalah dengan metode walktest, agar diperoleh persentase Nilai RSCP sinyal voice dan RSSI, untuk setiap lantai. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa persentase nilai RSCP dan RSSI, baik untuk operator x maupun y, pada setiap lantai di Gedung Mall Alam Sutera, masih bagus dan layak sesuai dengan KPI. Dan juga untuk hasil SC sesuai dengan schematic diagram.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> 3G, Walktest, Voice, Combiner, RSCP, RSSI</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1926ANALISIS PENGGANTIAN LIGHTNING ARRESTER BAY TRAFO 3 GARDU INDUK 150 KV GANDUL2024-03-17T04:56:26+00:00Muhammad Irfansyahmuhammadirfansyah3007@gmail.comPoedji Oetomop_oetomo@yahoo.com<p>Lighting Arrester adalah peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk melindungi peralatan instalasi tenaga listrik ataupun Gardu Induk dari sambaran petir ataupun gangguan tegangan lebih. Tidak selamanya Lightning Arrester dapat digunakan pada gardu induk, penggantian Lightning Arrester beracuan pada hasil pengujian Leakage Current Measurement (LCM). Leakage Current Measurement adalah alat pengukuran kebocoran arus yang digunakan untuk mengukur kebocoran arus pada Lightning Arrester di gardu induk, hasil pengukuran Leakage Current Measurement mengacu kepada Surat Pedoman Pemeliharaan nomor 113 dan 114 / DIR / 2010. Setelah melihat hasil hasil pengujian Leakage Cuurent Measurement lightning arrester dapat diketahui apakah masih dalam keadaan baik atau sudah harus diganti. sesuai dengan acuan yang ada pada Surat Pedoman Pemeliharaan nomor 113 dan 114 / DIR / 2010.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Lightning Arrester, Leakage Current Measurement (LCM), Penggantian Lightning Arrester</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sinusoida/article/view/1927ANALISIS KERJA ALAT N2 DC SOURCE PADA PERAWATAN VOR/ILS RX2024-03-17T04:57:03+00:00Mohammad Fadhli AbdillahMfadhl@istn.ac.idTaufik Hidayattaufik@istn.ac.idMuhammad Ikrar Yaminikrar@istn.ac.id<p>Pada penelitian ini dibahas mengenai analisis kerja alat N2 dc source pada VOR/ILS Rx yang menghasilkan output tegangan berorde 0 sampai dengan 800 mVDC ± 5% dan digunakan untuk merawat Line Repairable Unit (LRU) VOR/ILS Navigation Receiver type 51 RV-4[ ]/5[ ]. Fungsi alat adalah untuk mengetahui deviasi batas atas dan deviasi batas bawah LRU. Cara kerja alat ini adalah dengan cara menyuntikkan tegangan berorde millivolt dari alat ke dalam 1ystem LRU VOR/ILS RX yang dapat mengendalikan dan menyimulasi tegangan dari luar untuk mengetahui baik dan buruknya kinerja LRU sehingga dapat memberikan gambaran untuk mengambil 1ystem1-langkah 1ystem1n perbaikkan pada LRU. Alat N2 dc source ini merupakan rangkaian yang terdiri dari transformator step down untuk mensuplai series regulator yang berfungsi sebagai penstabil tegangan, rectifier sebagai pengubah tegangan ac ke dc, pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan dc berorde mVdc dan op-amp sebagai penyangga (buffer) agar tegangan alat N2 dc source ini tidak mengalami drop tegangan 1ystem diinjectkan ke LRU. Adapun fungsi dari 1ystem VOR ( VHF Omnidirectional Range) adalah sebagai alat navigasi pada pesawat terbang yang memandu penerbang mendapatkan arah bandara yang dituju sedangkan fungsi 1ystem ILS (Instrument Landing Sistem) adalah untuk memandu penerbang mendaratkan pesawat terbang tepat pada jalur runway (landasan) yang tepat.</p> <p><br><strong>Kata kunci :</strong> VOR, ILS, LRU, Buffer.</p>2023-12-02T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##